Label

Sabtu, 01 Desember 2012

Tanah Impian Tanah Yang Dijanjikan


beberapa hari ini, pemberitaan seputar Israel dan Palestina gencar memenuhi media-media, selain pemberitaan "eker" Suriah. dua kasus tersebut memiliki banyak kemiripan ditinjau dari aspek sejarah. keduanya merupakan "kota tua" yang telah didiami oleh masyarakat manusia sejak jaman baheula. namun, pada bagian ini, kita tidak sedang membincangkan hal tersebut. esai ini lebih tertarik memperbincangkan "keakraban" bangsa Israel dan bangsa Palestina yang telah tersaji sejak tempo "doeloe beudt".

bangsa Palestina dan Bangsa Israel termasuk suku bangsa yang mampu bertahan lama. tidak seperti suku bangsa-suku bangsa tua lainnya yang telah lenyap dan hanya meninggalkan jejak artefak sejarah. esai ini akan merunut sejarah kedua bangsa tersebut yang berkaitan dengan "keakraban" dan "kemesraan" kedua bangsa tersebut

BANGSA PALESTINA

Bangsa Palestina merupakan bangsa asli yang mendiami wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Jerusalem. sebagaimana tercatat sejarah, bangsa ini merupakan bangsa yang telah maju di banyak aspek. mulai dari aspek pertahanan dan keamanan, arsitektur, seni, pertanian dan lain sebagainya.

pada era tersebut, Jerusalem merupakan kota megapolitan. banyak berdiri gedung-gedung megah (rumah, kantor pemerintahan hingga kuil-kuil) yang dihiasi dengan banyak taman kota dan perkebunan yang menghijau. tidak berhenti disitu, kota tersebut juga dilindungi oleh tembok benteng pertahanan yang besar dan tinggi menjulang; menyiratkan kekuatan pertahanan dan keamanan bangsa Palestina.

kemjauan di banyak aspek tersebut ternyata tidak dibarengi dengan mental sosial yang baik. bangsa Palestina, saat itu, dikenal sebagai bangsa invaders, haus darah, suka berperang, tidak memiliki moral dan rendahnya sikap sosial. menurut sejarah kadan dogma bangsa Israel, mereka diutus menginvasi dan melenyapkan bangsa Palestina atas sikap brutal tersebut. menurut keyakninan bangsa Israel, hanya merekalah yang sanggup menghentikan kebrutalan bangsa Palestina.

sejak kedatangan para imigran (bangsa Israel) yang bertujuan menyerang dan menginvasi wilayah kekuasaan mereka, berangsur-angsur kemegahan, kejayaan dan keindahan wilayah yang didiami bangsa Palestina mulai beringsut dan berpindah tangan. sepertinya, inilah yang menjadi titik mula percikan api perselisihan bangsa Palestina dengan bangsa Israel.

BANGSA ISRAEL

dibandingkan dengan bangsa mesir, bangsa Israel masih lebih muda. bangsa Mesir telah menjadi masyarakat dan kerajaan yang mapan sejak era Yusuf ibn Ya'qub ibn ishaq ibn Ibrahim, seorang Nabi menurut kalangan Islam, masih unyunyu dan imut. bangsa Israel merupakan keturunan Ya'qub, bapaknya Yusuf.

menurut sejarah yang tercatat, Ibrahim memiliki dua putra, yakni Ismail dan Ishak. keduanya diproyeksikan secara berbeda oleh Ibrahim. Ismail diproyeksikan mendiami lereng pegunungan daerah Arabia bersama keturunannya. sedangkan Ishak dan keturunannya diproyeksikan untuk menjadi pengembara, menyebarakn ajaran-ajaran yang diikuti oleh keluarganya.

Ya'qub dan keturunannya mendiami sebuah dataran di sekitaran kekuasaan Mesir (belum didapati secara pasti dataran tersebut). hingga, ia harus ikut diboyong oleh salah seorang putranya, Yusuf, untuk ikut berimigrasi ke Mesir. inilah awal mula bangsa Israel bermukim di wilayah Mesir.

sepeninggal dan lengsernya Yusuf dari posisi penting di kerajaan mesir, bangsa Israel yang merupakan imigran, mulai tidak dihargai. terlebih, saat kalangan elit mesir memulai proyek kolosal yang sekarang dikenal sebagai Pyramid dan lain sebagainya. bangunan-bangunan tersebut dibangun dengan keringat dan darah bangsa Israel yang mulai diperbudak.

hal tersebut berlangsung bertahun-tahun, hingga salah satu tokoh dominan bangsa Israel mulai memiliki posisi penting di kalangan elit politik bangsa mesir. Musa mulai memperjuangkan harkat dan martabat kaumnya. deal-deal politik berlangsung alot antara Musa bersamakalangan minoritasnya dengankalangan bangsa Mesir yang saat itu memiliki kekuatan super power. tentu bukan hal mudah bagi Musa untuk memperjuangkan hak manusiawi bangsanya; bangsa Israel.

sampailah pada keputusan untuk melakukan imigrasi (lagi). mayoritas bangsa Isrel saat itu menolak ide gila yang ditawarkan Musa. "daripada dijajah berkalang tanah, marilah kita mencari Tanah Impian, sesuatu yang telah dijanjikan tuhan kepadaku dan kalian," kira-kira, seperti ituaah ajakan halus Musa guna meyakinkan kaum dan bangsanya. "Raimu!! Ide ga jelas! Ngayal! mimpi kowe!!" kurang lebih seperti inilah jawaban pesimistis sebagian besar bangsa Israel yang menolak ide Musa.

gonjang-ganjing politik mulai memanas, saat kalangan elit politik Mesir mencanangkan genosida bear-besaran terhadap bangsa Israel. mereka memerintahkan untuk membunuhi para pemuda bangsa Israel. mau tidak mau,ide gila Musa menjadi solusi praktis yang harus segera dilaksanakan.

tanpa banyak perbekalan dan ketiadaan peta dari Tanah Impian Tanah yang dijanjikan, mereka segera berlari berupaya menyeberangi Lautan. dengan menyeberangi lautan, mereka akan mudah melepaskan diri dari kejaran tentara bangsa Mesir. setelah melewati lautan dan lepas dari kejaran bangsa Mesir, bangsa Israel segera dihadapkan pada ketidakpastian lokasi Tanah Impian dan Tanah yang dijanjikan.

tanpa berbekal peta, apalagi Google Maps, mereka mulai dirayapi keputusasaan. cercaan, pembangkangan dan gerakan separatis mulai semakin nampak. perselisihan diantara kalangan sendiri yang disertai keputusaasaan tersebut dibarengi dengan perjalanan ketidakpastian tanpa jaminan menjadikan banyak diantara mereka yang gugur dalam perjalanan melintasi gurun, menaiki gunung dan bukit serta menuruni lereng.

hampir di keseluruhan masa kepemimpinan Musa, proyek mahal tersebut seakan-akan hanyalah mimpi belaka. barulah di akhir masa kepemimpinan Musa, mimpi tersebut mulai menjadi nyata. hanya saja, wilayah tersebut ternyata telah memiliki peradaban yang jauh lebih maju dibanding Mesir, baik dari segi arsitektur, pertahanan dan keamanan serta aspek lainnya.

di hadapakan pada kenyataan tersebut, mental budak dan nyali kecil mulai menjamur di benak mayoritas bangsa israel. mereka kembali mencerca dan menghina ketidak warasan Musa. "kami tidak memiliki optimisme semu yang selama ini kau pupuk bersama janji-janji atas nama Tuhanmu. pergilah bersama Tuhanmu dan khayalanmu, kami nyimak dari jauh aja gan..." nyinyir ejekan mereka terhadap Musa.

dengan ketelatenan dan optimisme yang coba terus menerus dihangatkan di atas tungku dogma, bangsa Israel menginvasi Tanah Impian Tanah Yang Dijanjikan. Hingga Musa menutup mata untuk selamanya, wilayah tersebut belum sepenuhnya dikuasai. barulah pada masa komando baru dibawah kepemimpinan Talut dan Daud, Tanah tersebut sepenuhnya dikuasai oleh bangsa Israel. Kisah kemenangan ini dibadikan menjadi kisah rakyat yang terkenal dengan sebutan, "Kisah Daud (David) dan Jalut (Goliath)".

*****

disarikan dari beragam sumber, setidaknya:
al-Quran al-Karim
Karen Armstrong, The Holy War
dan lain-lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar